MAC, Ciamis – Masjid Quba, masjid pertama dalam sejarah Islam, bukan hanya destinasi religi, tetapi juga saksi bisu perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW.
Terletak sekitar empat kilometer dari Masjid Nabawi, masjid ini menjadi magnet bagi jutaan jemaah haji dan umrah setiap tahunnya.
Nilai spiritual, sejarah, dan arsitekturnya menjadikan Masjid Quba salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Madinah.
Kilas Balik Awal Berdirinya Masjid Quba
Masjid Quba didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah.
Di desa Quba, unta Nabi berhenti di sebuah sumur milik Abu Ayyub Al-Ansari. Nabi tinggal selama empat hari di rumah Kultsum ibn al-Hadmi dari Bani Amr bin Auf sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib.
Bersama para sahabat, beliau memulai pembangunan masjid dengan meletakkan sendiri batu bata pertamanya.
Dibangun dengan bahan sederhana seperti batu bata mentah dan atap dari daun kurma, Masjid Quba menjadi pusat spiritual pertama umat Islam.
Salat berjamaah pertama juga dilakukan di sini secara terang-terangan, menandai awal kebangkitan Islam di Madinah.
Keutamaan Beribadah di Masjid Quba
Fadilah salat di Masjid Quba tidak dapat diragukan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah bersabda, “Siapa yang berwuduk di rumahnya, lalu ia mendatangi Masjid Quba dan melaksanakan salat di dalamnya, maka pahalanya seperti pahala umrah.”
Setiap Sabtu, Rasulullah rutin mengunjungi masjid ini untuk beribadah, sebuah tradisi yang kemudian diikuti oleh para sahabat.
Masjid yang Dibangun atas Dasar Takwa
Masjid Quba disebut dalam Al-Qur’an sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa.
Surat At-Taubah ayat 108 menggambarkan masjid ini sebagai tempat yang didirikan untuk orang-orang yang senantiasa menjaga kesucian diri.
Kisah Masjid Quba juga bersinggungan dengan Masjid ad-Dirar, sebuah masjid yang dibangun oleh kaum munafik dengan niat memecah belah umat Islam, namun kemudian dihancurkan atas perintah Allah.
Perluasan dan Keindahan Arsitektur Modern
Saat ini, Masjid Quba telah mengalami banyak renovasi, terakhir pada era Raja Fahd dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Dengan luas mencapai 50.000 meter persegi, masjid ini mampu menampung hingga 66 ribu jemaah.
Arsitektur modern berpadu dengan nilai sejarahnya, menciptakan keindahan yang mengagumkan.
Masjid ini memiliki 54 kubah kecil, lima kubah sedang, dan satu kubah besar di atas mihrab, serta empat menara megah.
Halaman masjid dihiasi marmer putih dan hitam, dengan ornamen merah yang elegan. Fasilitas modern seperti toilet, pintu masuk tambahan, dan payung besar memberikan kenyamanan maksimal bagi para pengunjung. *AT
Editor : AT
Sumber Berita : Kemenag