MAC, Ciamis – Masjid telah lama menjadi ikon spiritualitas bagi umat Islam. Namun, peran masjid di zaman Rasulullah lebih dari sekadar tempat beribadah. Ia adalah pusat peradaban yang mengelola berbagai aspek kehidupan umat.
Masjid Nabawi, yang dibangun saat hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah, menjadi model bagaimana tempat ibadah dapat bertransformasi menjadi pusat pemberdayaan masyarakat.
Dalam konteks modern, banyak fungsi masjid di zaman Rasulullah yang relevan untuk diterapkan kembali sebagai solusi berbagai tantangan sosial.
5 Peran Strategis Masjid di Zaman Rasulullah
Berikut lima peran strategis masjid yang menjadi inspirasi hingga kini:
1. Pusat Ibadah dan Spiritualitas
Masjid pertama-tama adalah rumah Allah yang menjadi tempat umat Muslim beribadah.
Rasulullah SAW menegaskan bahwa masjid berfungsi untuk dzikir, shalat, dan membaca Al-Qur’an.
Dalam kehidupan modern, masjid dapat berperan sebagai tempat penguatan spiritual di tengah kehidupan masyarakat yang semakin sibuk dan materialistis.
2. Fasilitas Pendidikan yang Progresif
Pada masa Rasulullah, masjid menjadi pusat pendidikan bagi umat. Halaqah dan majelis ta’lim menjadi sarana belajar yang efektif.
Model ini relevan untuk diterapkan dengan menyediakan kelas-kelas pengembangan keterampilan, literasi Al-Qur’an, hingga pendidikan nonformal bagi generasi muda.
Masjid dapat berfungsi sebagai ruang belajar masyarakat tanpa batasan usia.
3. Pusat Solidaritas Sosial
Masjid Nabawi berfungsi sebagai tempat membangun solidaritas antara kaum Muhajirin dan Anshar.
Dalam konteks saat ini, masjid dapat menjadi tempat untuk mempererat kebersamaan lintas komunitas, menyelenggarakan kegiatan sosial seperti layanan kesehatan gratis, penyaluran bantuan, dan forum diskusi masyarakat.
4. Ruang Konsolidasi Politik dan Pemerintahan
Rasulullah menggunakan masjid untuk musyawarah kenegaraan dan pembaiatan pemimpin.
Ini menjadi contoh bagaimana tempat ibadah dapat memfasilitasi dialog dan musyawarah demokratis.
Dalam kehidupan modern, masjid dapat menjadi wadah diskusi isu-isu masyarakat tanpa bias politik.
5. Manajemen Ekonomi dan Kesejahteraan Umat
Pada masa Rasulullah, masjid menjadi pusat pengelolaan baitul maal dan pendistribusian harta.
Fungsi ini dapat diadaptasi dengan mengelola program-program pemberdayaan ekonomi seperti koperasi masjid, pelatihan kewirausahaan, atau pengelolaan zakat dan infaq secara profesional untuk kesejahteraan umat.
Masjid di zaman Rasulullah adalah contoh nyata bagaimana institusi keagamaan dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi, masjid modern memiliki peluang besar untuk kembali menjadi pusat peradaban, mengintegrasikan nilai spiritual dengan kontribusi sosial, politik, dan ekonomi. *AT